Nasional, Jakarta - Maaruf Institute menggandeng sekolah menengah atas untuk mencegah terjadinya ITB Larang Aktivitas Ormas di Kampus, Termasuk HTI)

Keterlibatan sekolah khususnya pelajar di sekolah menengah atas, menurut Darraz mempunyai posisi yang strategis untuk mengajak kembali kepada paham Pancasila dan kebinekaan. Maarif Institute sudah melakukan riset pada 2011 mengenai potensi paham radikalisme di Indonesia.

Hasilnya, Darraz menyatakan potensi radikalisme yang masuk melalui sekolah cukup kuat. "(Pahamnya) masuk ke guru, kegiatan ekstrakulikuler, dan kebijakan sekolah yang lemah," ucapnya.  (Baca: Yenny Wahid: 11 Juta Warga Siap Lakukan Tindakan Radikal)

Oleh sebab itu, untuk tahap pertama Maarif bekerja sama dengan 22 sekolah menengah atas untuk menelurkan kebijakan yang akan memperkuat nilai-nilai Pancasila dan kebinekaan. Ada 22 sekolah tingkat atas yang ikut terlibat dalam workshop penguatan institusi sekolah. Ke-22 sekolah itu berasal dari tujuh kota/kabupaten yang tersebar di enam provinsi. "Sekolah-sekolah ini punya komitmen terhadap kebinekaan," kata Darraz.

Kepala Sekolah SMAN 3 Makassar Mirdan Miding menambahkan implementasi yang akan dilakukan ialah  mengadakan dialog siswa dengan tokoh-tokoh agama. Selain itu, di setiap mata pelajaran nantinya siswa akan menerima materi tentang nasionalisme atau kebinekaan selama 10 menit.

Mirdan menegaskan materi tentang Menristek: Dosen dan Mahasiswa Terlibat Radikalisme Kena Sanksi)

ADITYA BUDIMAN