Metro, Depok - Kepolisian Resor Kota Depok membebaskan dua dari tiga remaja yang diduga terlibat tindak kejahatan jalanan, Selasa, 30 Mei 2017. Seperti diketahui, MYP 16 tahun, FA (17), dan FI (15) ditangkap warga dan Tim Jaguar di kawasan Simpangan Depok, Minggu dini hari kemarin, karena diduga kelompoknya membuat ulah di kawasan Margonda Depok.

"Kami hanya menahan MYP, karena terbukti atas kepemilikan arit yang dibawanya bersama kedua temannya itu," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho.

Ia menuturkan MYP disangkakan Undang-Undang Darurat nomor 12 tahun 1951. Soalnya, dari ketiga remaja yang dikejar Tim Jaguar tersebut, hanya MYP yang membawa senjata tajam. "Ancamannya mencapai tujuh tahun penjara," ucapnya.


Baca: Kisah Pengemudi Ojek Daring Hadang Anggota Geng Motor di Depok 

Namun, berdasarkan hasil pengakuan remaja kelas 1 SMK tersebut, kata Teguh, dirinya menjadi korban salah tangkap warga. Musababnya, MYP bersama kedua temannya ikut mengejar kelompok remaja yang melakukan pembacokan di Margonda. "Kami masih dalami. Yang pasti MYP terbukti membawa senjata tajam," ujarnya.

Sejauh ini, korban pembacokan yang terjadi di kawasan Margonda, Minggu dini hari kemarin, juga belum memberikan laporan kepada polisi. Pihaknya masih terus melakukan pengembangan kasus ini.

Menurut Teguh, isu geng motor dan gengster telah dihembuskan untuk membuat masyarakat resah. Imbasnya, masyarakat sekarang menjadi benar-benar cemas atas isu tersebut. "Setelah kami selidiki tidak ada. Yang ada tawuran sudah membudaya. Sebab, diwariskan dari senior ke juniornya," ucapnya.

Teguh prihatin karena pelaku tawuran mayoritas masih remaja. Menurutnya, harus ada penyuluhan ke sekolah maupun lingkungan mereka tinggal untuk menghindari tindak kriminal tersebut.


 


Baca: Nama Geng Motor di Depok, Ada Bujang Lapuk dan Jurang Maut 

Terlebih pada ramadan kerap diadakan sahur on the road yang telah terjadi pergeseran nilai. Niat SOTR untuk beribadah dan berbagi, sekarang dimprovisasi sendiri, menjadi ajang remaja untuk mencari eksistensi dan aktualisasi diri.

"Mereka jalan berkelompok saat SOTR. Dan disitulah muncul ego, yang berpotensi menimbulkan konflik jika bertemu kelompok lain," ujarnya.

IMAM HAMDI