Nasional, Bandung - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengatakan, tengah mewspadai peredaran daging celeng dengan tebongkarnya praktek pengoplosan daging ayam dan daging babi hutan atau celeng di Kabupaten Bogor.

“Kita selalu ada operasi pasar, pemeriksaan langsung ke pasar terkait dengan perkembangan sekarang, terkait dengan distribusi daging,” kata dia di Bandung, Kamis, 1 Juni 2017.
Baca : Jambi Musnahkan Empat Ton Daging Babi Ilegal

Dody meminta salah satunya pada pedagang pasar untuk mewaspadai penjual daging baru dengan harga yang di bawah harga pasaran. “Karen mereka itu tidak setiap saat datang di tempat yang sama menjual daging. Para pedang daging yang lain pun juga curiga. Itu sudah kita waspdai. Kalau ada apa-apa tolong lapor ke kami,” kata dia.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat sudah menyiagakan Unit Respon Cepat untuk menangani pengaduan mulai dari masalah penyakit hewan hingga urusan daging celeng. “Kita punya unit respon cepat, untuk mengantisipasi keadan yang mengkhawatirkan terkait penyakit ataupun adanya daging celeng,” kata Dody.

Menurut Dody, kasus oplosan daging celeng dengan daging ayam di Bogor itu dilakukan pelaku yang membuka kios penggilingan daging, daging oplosan itu ditawarkan pada konsumen sebagai daging sapi beku impor sehingga dijual dengan harga murah. Dia menjual dengan harga Rp 40 ribu sampai RP 50 ribu per kilogram jauh di bawah harga pasar.

Dody mengklaim, hingga saat ini belum ada temuan lanjutan soal peredaran daging celeng pasca pengungkapan praktik pengoplosan daging celeng dan daging ayam oleh tim satgas pangan Polres Bogor. Sejumlah daerah di Jawa Barat menjadi pengawasan untuk mengantisipasi peredaran daging celeng itu. “Sekitar Bodebek dan Bandung,” kata dia.
Simak pula : Awas Daging Celeng, Jangan Tergiur Harga Murah  

Dia berharap, peredaran daging celeng itu akan berkurang seiring dengan penurunan harga daging sapi dengan masuknya daging beku ke pasar tradisional. “Mau dijual berapa lagi. Bisa tidak laku,” kata Dody.

Dody mengatakan, sejumlah fedloter juga menyatakan kesiapannya menjual daging sapi segar mengikuti patokan harga yang di atur Kementerian Perdagangan. Namun, peternak sapi yang masih enggan menjual dagingnya mengikuti patokan harga itu. “Kalau fedloter sanggup. Tapi kalau peternak gak bisa dengan harga segitu, peternak rugi kalau menjual dengan harga segitu,” kata dia.

Sebelumnya polisi mengungkap praktik pengoplosan daging ayam dengan daging celeng untuk pembuatan bakso di sebuah rumah toko di Pasar Citeureup, Kabupaten Bogor. Polisi juga menangkap penyuplai daging celeng yang diduga menjadi bahan baku bakso itu pekan ini.

AHMAD FIKRI