Nasional, Jakarta -Amir Hamzah tewas dipancung pemuda sosialis dalam huru-hara mengusir pemerintah kolonial Belanda di Kesultanan Langkat, Sumatera Timur, pada 20 Maret 1946. Amir, penyair Pujangga Baru, sejak mula aktif dalam organisasi pergerakan yang menganjurkan kemerdekaan Nusantara dari kekuasaan Belanda.
Amir merambah semua gelanggang pergerakan menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945. Ia sekretaris Indonesia Muda, organisasi siswa yang aktif merumuskan Nusantara sebagai Indonesia. Ia menganjurkan pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan untuk menumbuhkan nasionalisme dalam pidato dan artikel di majalah. Ia mengajar hingga jauh ke dusun-dusun untuk mempromosikan pentingnya kemerdekaan.
Segala kiprah Amir Hamzah itu lindap oleh garis keturunan. Para pemuda sosialis dan anggota-anggota laskar yang tak sabar mengusir Belanda membunuhnya karena Amir keponakan sekaligus menantu Sultan Langkat. Amir dianggap pengkhianat karena mengabdi kepada Sultan sebagai kepala luhak, kendati jabatan itu memposisikannya sebagai wakil pemerintah Indonesia yang baru setahun di Sumatera Timur.
Majalah Tempo
Baca liputan khusus Tempo mengenai Amir Hamzah di https://majalah.tempo.co/kanal/2017/08/14/Laporan-Utama
0 Response to "Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis"
Posting Komentar