Nasional, Bandung - Direktur Utama Pesawat Terbang Karya Anak Bangsa: Tetuko, Gatotkaca N219

Budi mengatakan, PT DI akan mulai menghubungi lagi sejumlah pihak yang sebelumnya sudah menyatakan ketertarikannya membeli pesawat N219. “Sudah kita mulai (menghubungi lagi) yang dulu kita datangi dan mereka datang ke kami. Ini agak konservatif buat saya,” kata dia,.

Menurut Budi, sudah lebih dari 100 pesanan pesawat N219 yang akan diseriusi. “Yang pesan sudah lebih dari 200 unit. Tapi ada yang nambah, ada yang kurang. Yang ngurang itu karena perusahaannya tutup. Dulu Merpati datang, sekarang Merpati sudah enggak ada lagi. Tapi buat kami di atas 100 sudah lebih dari cukup. Lebih dari itu, bonus. Sekarang sudah dapat 100 lebih, sudah cukup,” kata dia. Namun, dia tidak merinci perusahaan pemesan pesawat perintis itu.

Budi mengatakan, tawaran kerja sama produks juga datang dari sejumlah negara. “Banyak negara yang begitu dengar, ingin bekerja sama. Buat kami, ya kami enggak bisa jualan sampai ke ujung dunia karena pesawat ini kecil. Kalau pun di satu regional, kita harus cari partner untuk final-assembly, dan testing terakhir, untuk service di situ,” kata dia.

PT DI menjadwalkan produksi pesawat N219 dimulai tahun depan. “Kita harapkan tahun 2019 sudah mulai bisa komersial,” kata Budi.

Budi mengatakan, persiapan lini produksi pesawat perintis itu pun sudah dikerjakan. Dia mengklaim, lini produksi dengan kapasitas 12 unit per tahun sudah beres. Lokasinya perakitan final produksi, sudah disiapkan di Hanggar Lengkung di kompleks PT DI. “Setahun kita akan mulai 12 unit, peak (puncaknya) 24 unit setahun. Produksi 12 unit itu enggak perlu investasi apa-apa,” kata dia.

Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan, pemerintah berharap pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia itu bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk menjangkau wilayah terpencil. “Kami selaku regulator menyambut gembira dengan berhasilnya ‘first-flight’ ini. Semoga tahapan selanjutnya berajalan lancar sehingga next setahun ke depan bisa mendapatkan COA, Certificate of Airworthiness, dan bisa dipasarkan baik di dalam negeri dan luar negeri. Ini harapan kami sebagai regulator,” kata dia.

AHMAD FIKRI